BADAN
DAN JIWA
• Badan dan
jiwa adalah satu
kesatuan yg membentuk pribadi manusia. Kesatuan keduanya membentuk keutuhan pribadi
manusia.
• Pembahasan
kita:
1)
Dua aliran
yang melihat badan
dan jiwa secara bertolak
belakang: monisme dan dualisme.
2) Tanggapan terhadap kedua aliran.
3) Pengertian dan hakekat badan dan
jiwa.
MONOISME
• adalah aliran yang menolak
pandangan bahwa badan dan jiwa
merupakan dua unsur yang
terpisah. Badan dan jiwa adalah satu substansi. Keduanya satu kesatuan yang membentuk
pribadi manusia.
• Tiga
bentuk aliran ini: materialisme, teori identitas dan idealisme.
Materialisme = menempatkan materi sebagai dasar bagi segala hal yg ada
(fisikalisme). Manusia juga bersumber pada materi. Manusia
tidak pernah
melampaui potensi jasmaninya. Jiwa tidak punya
eksistensi sendiri. Jiwa bersumber dair materi.
Eksistensi jiwa bersifat kronologis (hasil hubungan sebab akibat). Reduksi humanitas pada dimensi fisik
punya implikasi negatif pd penilaian atas aktivitas mental.
Teori identitas = menekankan hal
berbeda dari materialisme, tapi mengakui
aktivitas mental manusia. Ini menjadi ciri khas manusia. Letak perbedaan jiwa
dan badan hanya pada arti bukan
referensi. Badan dan jiwa merupakan dua elemen yg sama.
Idealisme = ada hal yg tidak dpt diterangkan
semata berdasarkan materi, seperti pengalaman,
nilai dan makna. Itu hanya punya arti bila dihubungkan dengan sesuatu yang imaterial yaitu
jiwa.
Rene Descartes dengan cogito ergo
sumnya menjadi peletak dasar dari idealisme.
DUALISME
• Adalah badan dan jiwa
adalah dua elemen yg berbeda dan terpisah. Perbedaannya ada dalam pengertian dan
objek.
• Empat
cabang: interaksionisme, okkasionalisme, paraleleisme dan epifenomenalisme. 1) Interaksionisme
=fokus pada hubungan timbal
balik antara badan dan jiwa. Peristiwa mental bisa
menyebabkan peristiwa badani dan sebaliknya.
2) Okkasionalisme =
memasukkan dimensi ilahi dalam membicarakan
hubungan badan
dan jiwa. Hub peristiwa mental dan fisik bisa terjadi dengan campur tangan
ilahi.
3) Paralelisme = sistem
kejadian ragawi terdapat di alam, sedangkan sistem kejadian kejiwaan ada pada jiwa manusia. Dalam diri manusia
ada dua peristiwa yang
berjalan seiring yaitu peristiwa mental dan fisik, namun satu tidak jadi sumber bagi
lainnya.
4) Epifenomenalisme = melihat
hubungan jiwa dan
badan dari fungsi syaraf. Satu-
satunya unsur untuk menyelidiki
proses kejiwaan adalah syaraf.
TANGGAPAN
SINGKAT:
1)
Pandangan
monisme, bertentangan dengan hakekat manusia
sesungguhnya.
Plato berkata, badan dan jiwa punya sifat yg berbeda.
Badan sementara, jiwa abadi. Kelemahan materialisme adalah tidak bisa melihat bahwa pengalaman
bersifat personal.
2) Pandangan dualisme, khususnya
paralelisme yang
mengatakan badan jiwa dua hal yang
terpisah, tidak terkait, sulit
diterima. Perbuatan baik muncul dari niat yang baik.
Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani sekaligus.
BADAN MANUSIA
• Badan adalah elemen mendasar
dalam membentuk pribadi
manusia.
• Pandangan Tradisional
Badan adalah
kumpulan berbagai entitas material yang
membentuk makhluk.
Mekanisme gerakan badan bersifat mekanistik. Pandangan ini tidak memberikan
pandangan utuh tentang manusia. Badan
harus dimengerti
melebihi dimensi fisik. Badan menyangkut keakuan. Membicarakan tubuh adalah
membicarakan diri (Gabriel Marcel). Hakekat badan bukan pertama-tama terletak pada dimensi
materialnya, tapi dalam seluruh aktivitas
entitas yg terjadi dalam badan: tertawa,
menangis, berjalan, lari, duduk, dll.
JIWA MANUSIA
• Badan
manusia tidak memiliki
apa-apa tanpa jiwa. Tidak ada keakuan bila dilepaskan dari jiwa. Dalam pandangan
tradisional jiwa – makluk halus, tidak bisa ditangkap
indera. Konsep ini menempatkan jiwa di luar hakekat manusia. Ini ditolak. Jiwa
harus dipahami sebagai kompleksitas
kegiatan mental manusia. Jiwa menyadarkan manusia siapa dirinya.
• James P Pratt menunjuk ada empat kemampuan dasar
jiwa manusia.
Pertama, menghasilkan
kualitas penginderaan.
Kedua, mampu menghasilkan
makna yang berasal
dari pengeinderaan
khusus.
Ketiga, mampu memberi
tanggapan terhadap hasil
penginderaan.
Empat, memberi
tanggapan pada proses yg
terjadi dalam pikiran demi
kebaikan.
• Agustinus: manusia hanya bisa melakukan
penilaian terhadap tindakannya karena dorongan dari jiwa. Jiwa
mendorong manusia untuk melakukan
hukum-hukum moral yang
diketahui. Praktek moral sehari-hari adalah tanda berfungsinya jiwa dalam diri seseorang. Kemampuan jiwa
menunjukkan bahwa kegiatan manusia
bukan mekanistik.
• KESIMPULAN
Realitas manusiawi – realitas
prinsipial terbentuk dari dua elemen,
yaitu material dan spiritual.
Badan dan jiwa = satu kesatuan yg
membentuk eksitensi manusia. Jiwa tidak bisa berfungsi
baik kalau tidak ada badan.
Badan manusia bukan mekanistik, tapi dinamika dari jiwa itu sendiri.
Sumber : Slide Badan dan Jiwa Pak Raja
Oloan 25/09/2014