ETIKA
DAN MORAL
PENGERTIAN
ETIKA
•
ETIKA berasal dari bahasa Yunani
yaitu “ETHOS” yang memiliki arti kebiasaan.
•
Istilah
Moral dan Etika sering diperlakukan sebagai dua istilah yang sinonim.
•
Hal-hal
yang perlu diperhatikan adanya suatu nuansa dalam konsep dan pengertian moral
dan etika :
•
Moral/Moralitas
biasanya dikaitkan dengan sIstem nilai tentang bagaimana kita harus hidup
secara baik sebagai manusia.
•
Sistem
nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk :
Petuah-petuah, nasihat, wejangan,
peraturan, perintah dan semacamnya yang diwariskan secara turun-temurun melalui
agama atau kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara
baik agar ia benar-benar menjadi manusia yang baik.
•
Berbeda
dengan moralitas, etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.
•
Nilai
adalah sesuatu yang berguna bagi seseorang atau kelompok orang dan karena itu
orang atau kelompok itu selalu berusaha untuk mencapainya karena pencapaiannya
sangat memberi makna kepada diri serta seluruh hidupnya. Norma adalah aturan
atau kaidah dan perilaku dan tindakan manusia.
•
Sebagai
cabang filsafat, Etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat
dan menggumuli nilai dan norma moral tersebut serta permasalahan-permasalahan
yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma-norma itu.
•
Etika
adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan dan terwujudnya dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik
secara pribadi maupun sebagai kelompok
•
Etika
adalah perwujudan dan pengejawantahan secara kritis dan rasional ajaran moral
yang siap pakai itu.Keduanya mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberi kita
orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini. Tetapi
bedanya, moralitas langsung mengatakan kepada kita :
“Inilah caranya Anda harus melangkah”,
Sedangkan etika justru mempersoalkan:
“Apakah saya harus melangkah dengan
cara itu” ?
• Etika
adalah sikap kritis setiap pribadi dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan
moralitas itu. Karena Etika adalah refleksi kritis terhadap moralitas, maka
etika tidak bermaksud untuk membuat orang bertindak sesuai dengan moralitas
begitu saja.
• Etika
memang pada akhirnya menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas,
tetapi bukan karena tindakan itu diperintahkan oleh moralitas (nenek moyang,
orang tua, guru), melainkan karena ia sendiri tahu bahwa hal itu memang baik
baginya. Sadar secara kritis dan rasional bahwa ia memang sudah sepantasnya
bertindak seperti itu.
Etika berusaha menggugah kesadaran
manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan heteronom. Etika
bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat di pertanggungjawabkan
karena setiap tindakannya selalu lahir dari keputusan pribadi yang bebas dengan
selalu bersedia untuk mempertanggungjawabkan tindakannya itu karena memang ada
alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang kuat mengapa ia bertindak
begitu atau begini.
MENURUT
KBBI
• Ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
•
Kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
•
Nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
MENURUT
BERTENS
- Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Disebut juga sebagai “sistem nilai” dalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misal: Etika orang Jawa.
- Kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik, misal : Kode Etik Advokat Indonesia, Kode Etik Notaris Indonesia.
- Ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Artinya sama dengan filsafat moral.
ETIKA
DIBEDAKAN MENJADI 2 :
•
ETIKA
PERANGAI
Adat istiadat atau kebiasaan yang
menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah-daerah
tertentu, pada waktu tertentu pula. berlaku karena disepakati masyarakat
berdasarkan hasil penilaian perilaku. Contoh: berbusana adat, pergaulan
muda-mudi, perkawinan semenda, upacara adat.
•
ETIKA
MORAL
Berkenaan dengan kebiasaan berperilaku
baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila dilanggar timbul kejahatan,
yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari
kodrat manusia yang disebut moral.Contoh: berkata dan berbuat jujur, menghargai
hak orang lain, menghormati orang tua atau guru, membela kebenaran dan
keadilan, menyantuni anak yatim-piatu
ARTI
ETIKA
•
Etika
sebagai ilmu
“Ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.”
•
Etika
sebagai kode etik
“Kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.”
•
Etika
sebagai sistem nilai
“Nilai
mengenai benar-salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.”
OBYEK
MATERIAL & OBYEK FORMAL ETIKA
•
Objek material =
suatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, suatu hal yang diselidiki, atau suatu hal yang dipelajari. Objek material bisa bersifat konkret atau abstrak.
suatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, suatu hal yang diselidiki, atau suatu hal yang dipelajari. Objek material bisa bersifat konkret atau abstrak.
• Objek formal =
cara memandang atau meninjau yang dilakukan seorang peneliti/ ilmuwan terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
cara memandang atau meninjau yang dilakukan seorang peneliti/ ilmuwan terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
• Objek material etika =
tingkah laku atau perbuatan manusia (perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas).
tingkah laku atau perbuatan manusia (perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas).
• Objek formal etika =
kebaikan dan keburukan, bermoral tidak bermoral dari tingkah laku tersebut. ( Perbuatan yang dilakukan secara tidak sadar atau tidak bebas, tidak dapat dikenakan penilaian bermoral atau tidak bermoral).
kebaikan dan keburukan, bermoral tidak bermoral dari tingkah laku tersebut. ( Perbuatan yang dilakukan secara tidak sadar atau tidak bebas, tidak dapat dikenakan penilaian bermoral atau tidak bermoral).
ETIKA
SEBAGAI CABANG FILASAFAT
• Etika
merupakan cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode tugas manusia
dalam upaya menggali nilai-nilai moral, atau menerjemahkan berbagai nilai itu
ke dalam norma-norma, lalu menerapkannya pada situasi kehidupan konkret.
• Sebagai
ilmu, etika mencari kebenaran; sebagai filsafat, etika mencari keterangan (dan
kebenaran) yang sedalam-dalamnya. Sebagai tugas, etika mencari ukuran tentang
baik-buruknya tingkah laku manusia.
BERDASARKAN
KAJIAN ILMU
Etika Normatif :
mempelajari secara kritis dan metodis norma-norma yang ada, untuk dapat norma dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka sebagai ilmu, etika bersifat kritis dan metodis.
mempelajari secara kritis dan metodis norma-norma yang ada, untuk dapat norma dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka sebagai ilmu, etika bersifat kritis dan metodis.
Etika Fenomenologis :
mempelajari secara kritis dan metodis gejala-gejala moral seperti suara hati kesadaran moral, kebebasan, tanggung jawab, norma-norma, dsb.
mempelajari secara kritis dan metodis gejala-gejala moral seperti suara hati kesadaran moral, kebebasan, tanggung jawab, norma-norma, dsb.
TUJUAN
BELAJAR ETIKA
•
Untuk
menyamakan persepsi tentang penilaian perbuatan baik dan perbuatan buruk bagi
setiap manusia dalam ruang dan waktu tertentu
•
Sebagai ilmu, etika bersifat kritis dan metodis.
SISTEMATIKA
ETIKA
a) De Vos (1987)
ETIKA:
•
Etika Deskriptif
1. Sejarah Kesusilaan
2. Fenomenologi Kesusilaan
•
Etika Normatif
b) K. Bertens (1993):
ETIKA:
•
Etika Deskriptif
•
Etika Normatif
1. Etika Umum
2. Etika Khusus
•
Metaetika
c) Franz Magnis-Suseno (1991)
ETIKA:
•
Etika Umum
•
Etika Khusus
-
Etika Individividual
-
Etika Sosial : Sikap terhadap sesame Etika keluarga
-
Etika profesi:
o biomedis
o bisnis
o hukum
o ilmu pengetahuan, dll
-
Etika Politik
-
Etika Lingkungan hidup
-
Kritik Ideologi-Ideologi
ETIKA
DESKRIPTIF
•
Dalam
etika deskriptif, etika membahas apa yang dipandangnya.
• Etika
deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas. Misalnya: adat
kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.
• Etika
deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu dan kebudayaan
atau subkultur tertentu, atau dalam suatu periode sejarah.
SEJARAH
KESUSILAAN
•
Bagian
ini timbul bila orang menerapkan metode historis dalam etika deskriptif.
•
Yang
diselidiki adalah: pendirian-pendirian mengenai baik-buruk yang manakah, norma-norma
kesusilaan yang manakah yang pernah berlaku, dan cita-cita kesusilaan yang
manakah yang dianut oleh bangsa-bangsa tertentu
FENOMENOLOGI KESUSILAAN
Fenomenologi = fenomenon + logos
Fenomenon =
sesuatu yang tampak, yang terlihat
karena bercahaya
(sering disebut gejala)
Logos = uraian, percakapan
Fenomenologi : Uraian atau percakapan tentang
fenomenon atau sesuatu yang
sedang menampakkan
diri, atau
sesuatu yang sedang
menggejala.
•
Etika
fenomenologi tidak memasang sendiri norma-norma, tidak pun menilainya, juga
tidak “membuktikan” sifat mutlak kesadaran moral. Etika fenomenologi hanya
menjelaskan, menunjukkan adanya unsur-unsur itu dalam kesadaran moral.
• Fenomenologi
kesusilaan mencari makna kesusilaan dari gejala-gejala kesusilaan; artinya,
ilmu pengetahuan ini melukiskan kesusilaan sebagaimana adanya, mempertanyakan
apakah yang merupakan hakikat kesusilaan.
• Ciri
pokok fenomenologi adalah menghindarkan pemberian tanggapan mengenai kebenaran.
Etika Normatif
• Etika
normatif tidak lagi
berbicara tentang gejala-gejala, tetapi tentang apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam etika normatif, norma-norma dinilai dan sikap manusia ditentukan.
• Etika
normatif berbicara
mengenai pelbagai norma yang menuntun tingkah laku manusia. Etika normatif
memberikan penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana
seharusnya berdasarkan norma-norma.
• Etika
normatif itu tidak
deskriptif, tetapi preskriptif (artinya memerintahkan); tidak melukiskan
melainkan menentukan benar-tidaknya tingkah laku atau anggapan-anggapan moral.
Metaetika
Meta (Yunani) = “melebihi”,
“melampaui”,
“setelah”, “di luar”,
“tentang”.
(metabahasa =
bahasa yang
dipakai dalam berbicara
tentang bahasa).
• Istilah
metabahasa diciptakan untuk menunjukkan bahwa yang dibahas bukanlah
moralitas secara langsung, melainkan ucapan-ucapan di bidang moralitas.
•
Metabahasa bergerak pada taraf lebih tinggi
daripada perilaku etis, yaitu pada taraf “bahasa etis” atau bahasa yang
digunakan di bidang moral.
• Persoalan
yang menyangkut metaetika adalah persoalan yang rumit. Pertanyaan
tentang hakikat keadilan, hakikat ketidakadilan, bahkan hakikat kebaikan dan
keburukan, kerap kali pertanyaan seperti ini tidak bisa dijawab secara
memuaskan.
Etika umum
• Etika
umum mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang beraku bagi segenap tindakan
manusia.
•
Tema-tema
yang menjadi penyelidikan etika umum:
-
Apakah norma etis itu? Jika ada banyak norma etiS, bagaimana hubungannya satu
sama lain?
sama lain?
-
Mengapa norma moral mengikat kita? Apakah nilaI itu dan apakah kekhususan nilai
moral?
moral?
-
Bagaimana hubungan tanggung jawab manusia dan kebebasannya? Dapatkah
dipastikan bahwa manusiA sungguh-sungguh bebas.
dipastikan bahwa manusiA sungguh-sungguh bebas.
-
Apakah yang dimaksud dengan hak dan kewajiban?
- Bagaimana kaitannya satu sama lain?
Etika khusus
• Etika
khusus membahas prinsip-prinsip moral dasar itu dalam hubungan dengan kewajiban
manusia dalam pelbagai lingkup kehidupannya; atau, etika khusus menerapkan
prinsip-prinsip dasar pada setiap bidang kehidupan manusia.
• Karena
sifatnya “menerapkan”, etika khusus ini bisa juga dikatakan sebagai “etika
terapan”.
sumber :https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihqjZb_cTgKf-nH5XV5c0RHVKX1oqa-AP3LbwLEftO9C1YNaGCC7ELv66gTFB7Cf5FaJDCclBLPKuUpmI29rcDtKbXN0Dzs6GZwdit_jOnyVuJL2V1w5p5RON4OHEAzGTHMzCkK6dgzFt7/s1600/Screen+Shot+2014-09-23+at+17.32.28.png
PENJABARAN
ETIKA UMUM,
berbicara mengenai kondisi-kondisi
dasar, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan
bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya
suatu tindakan.
ETIKA KHUSUS,
merupakan penerapan
prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus
Etika khusus dibagi lagi menjadi dua
bagian :
-Etika individual, yaitu menyangkut
kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
-Etika sosial, yaitu berbicara mengenai
kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia
sebagai anggota umat manusia.
PROFESI
•
Pekerjaan
yg mengandalkan ketrampilan dan keahlian khusus
• Pekerjaan
yg dilakukan sebagai sumber utama nafkah hidup dg keterlibatan pribadi yg
mendalam dalam menekuninya.
•
Pekerjaan
yg menuntut pengembangan untuk terus menerus memperbaharui pengetahuan dan
ketrampilan sesuai perkembangn teknologi.
ETIKA PROFESI
adalah etika sosial yg
menyangkut hubungan antar manusia dalam satu lingkup profesi dan masyarakat
pengguna profesi tersebut.
CIRI-CIRI ETIKA PROFESI
Secara umum ada beberapa ciri atau
sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
•
Adanya
pengetahuan khusus,
Biasanya
keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan
pengalaman yang bertahun-tahun.
pengalaman yang bertahun-tahun.
•
Adanya
kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.
Hal
ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik
profesi.
profesi.
•
Mengabdi
pada kepentingan masyarakat,
artinya
setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah
kepentingan masyarakat.
kepentingan masyarakat.
•
Ada
izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
Setiap
profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana
nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, maka untukmenjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin
khusus.
nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, maka untukmenjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin
khusus.
•
Menjadi
anggota dari suatu profesi.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :
1. Tanggung jawab
•
Terhadap
pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
•
Terhadap
dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
2. Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk
memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum
profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
KODE
ETIK
Kode etik yaitu norma atau azas yang
diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari
di masyarakat maupun di tempat kerja.
TUJUAN
KODE ETIK
1. Untuk menjunjung tinggi martabat
profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para
anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi
profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas
keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional
yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
ALIRAN
ETIKA
• Eudemonisme: (Yunani= eu+daimon= roh atau semangat
yang baik). Pandangan aliran ini menekankan bahwa kebaikan
tertinggi manusia terletak pada kebahagiaan atau situasi yang secara umum baik.
Mereka meyakini hal2
berikut:
a. adanya
suatu skala nilai-nilai, asas-asas moral atau aturan2 bertindak (code of
conduct)
conduct)
b. lebih
menguntungkan hal2 yg bersifat spiritual atau mental daripada yg bersifat
inderawi/ kebendaan
inderawi/ kebendaan
c. lebih
mengutamakan kebebasan moral daripada ketentuan kejiwaan atau alami.
d.lebih
mengutamakan hal yg umum daripada yang khusus.
• Hedonisme (Yunani = hedone: kenikmatan atau yang menyenangkan).
Kebaikan manusia menurut kaum hedonis terletak dalam kenikmatan dan kesenangan
yang menjadi tujuan hidup manusia. Aliran ini menganjurkan manusia untuk
mencapai kebahagiaan yang didasarkan pada kenikmatan, kesenangan. Aliran
hedonisme menyatakan bahwa kesenangan/ kebahagiaan adalah tujuan hidup manusia
oleh karena itu reguklah kenikmatan selama masih bisa direguk. Padahal mereka
lupa bahwa kegembiraan pikiran lebih tinggi daripada kenikmatan jasmani.
•
Egoisme : kesenangan dan kebaikan diri sendiri
menjadi target usaha seseorang dan bukan kebaikan orang lain. Sebaliknya aliran
yang menekankan dan melihat kesenangan atau kebahagiaan orang lain menjadi
tujuan segala usaha manusia disebut: altruisme (Latin: alter= yang lain atau
orang lain)
• Utilitarianisme :
(Latin: uti, usus sum= menggunakan atau utilis= yang berguna). Ini
merupakan bentuk hedonisme yang digeneralisir. Kesenangan atau kenikmatan
manusia dilihat sebagai seusuatu yang baik dalam dirinya, sedangkan penderitaan
dan sakit adalah buruk dalam dirinya. Aliran ini menyatakan bahwa tindakan yg
baik adalah tindakan yg sebesar-besarnya bagi manusia yang sebanyak-banyaknya.
Dengan kata lain segala sesuatu yang berguna selalu dianggap baik.
• Deontologisme (Yunani: deon+logos= ilmu tentang
kewajiban moral). Adalah etika kewajiban yang didasarkan pada intuisi manusia
tentang prinsip-prinsip moral. Sikap dan intensi pelaku lebih diutamakan
daripada apa yang dilakukan secara konsekuensi perbuatan itu.
Deontologisme Etis: berpendirian bahwa sesuatu tindakan dianggap baik
tanpa disangkutkan dengan nilai kebaikan suatu hal. Yang menjadi dasar
moralitas adalah kewajiban.
• Etika
situasi:
kebenaran suatu tindakan ditemukan dalam situasi konkret individual atau
bagaimana situasi itu mempengaruhi kesadaran individual.
BEDA
ETIKA DAN MORAL
• Etika
berasal dari bahasa Yunani “ethos,” artinya adat kebiasaan, (jamaknya “ta
etha”). Moral berasal dari bahasa Latin “mos,” artinya adat kebiasaan
(jamaknya “mores”). Jadi, keduanya memiliki kesamaan arti. Hanya asal bahasanya
yang berbeda.
• Ada
sedikit perbedaan dalam penggunaannya sehari-hari: moral/moralitas digunakan
untuk perbuatan yang sedang dinilai; etika digunakan untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang ada.
AMORAL DAN IMORAL
•
Kamus
Umum Bahasa Indonesia
(Poerwadarminta):
Tidak
terdapat kata “amoral” ataupun “immoral”.
•
Kamus
Besar Bahasa Indonesia:
“Amoral”
dijelaskan sebagai “tidak bermoral, tidak berakhlak” (contoh: “Memeras para
pensiunan adalah tindakan amoral”); tidak terdapat kata “immoral”.
pensiunan adalah tindakan amoral”); tidak terdapat kata “immoral”.
Concise Oxford Dictionary:
•
Amoral = “unconcerned with, out of the sphere of moral, non moral”.
•
Immoral = “opposed to morality; morally evil”
Amoral:
•
“tidak
berhubungan dengan konteks moral”
•
“di
luar suasana etis”
•
“non-moral”
Immoral:
•
“bertentangan
dengan moralitas yang baik”
•
“secara
moral buruk”
•
“tidak
etis”
ETIKA DAN ETIKET
•
Etiket
menyangkut “cara” suatu perbuatan harus dilakukan. Etika tidak terbatas pada
cara dilakukannya suatu perbuatan; etika memberi norma tentang “perbuatan itu
sendiri”.
• Etiket
hanya berlaku dalam pergaulan; etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang
lain.
•
Etiket
bersifat relatif; etika jauh lebih bersifat absolut.
• Etiket
hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja; etika menyangkut manusia dari
segi dalam.
ETIKA
|
ETIKET
|
1. Menetapkan norma
perbuatan,
apakah boleh dilakukan atau
tidak, misal: masuk rumah orang
lain tanpa izin.
|
1. Menetapkan cara
melakukan
perbuatan, menunjukkan cara
yang tepat, baik, dan benar
sesuai dengan yang diharapkan
|
2. Berlaku tidak
bergantung pada
ada tidaknya orang lain, misal
larangan
mencuri selalu berlaku,
baik ada atau tidak orang lain.
|
2. Berlaku hanya dalam
pergaulan,
jika tidak ada orang lain etiket
tidak berlaku.
|
3. Bersifat absolut,
tidak dapat
ditawar-tawar, misal: jangan
mencuri, jangan membunuh
|
3. Bersifat relatif,
dianggap tidak
sopan dalam suatu kebudayaan
dapat dianggap sopan dalam
kebudayaan lain.
|
4. Memandang manusia
dari segi
dalam <batiniah>
|
4. Memandang manusia
dari segi
luar <lahiriah>
|
BEDA
ETIKA DAN HUKUM
• Hukum lebih dikodifikasi daripada etika; etika tidak
dikodifikasi.
• Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah
saja; etika menyangkut juga sikap batin seseorang.
• Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan
sanksi yang berkaitan dengan etika (sanksi hukum bisa dipaksakan, etika tidak
bisa dipaksakan).
• Hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan
akhirnya atas kehendak negara; etika melebihi para individu dan masyarakat.
• Jika hukum memberikan putusan hukumnya perbuatan,
etika memberikan penilaian baik buruknya.
• Etika ditujukan kepada manusia sebagai individu;
hukum ditujukan kepada manusia sebagai makhluk sosial.
BEDA
ETIKA DAN AGAMA
Etika
sebagai cabang filsafat bertitik tolak pada akal pikiran, bukan agama. Etika
mendasarkan diri hanya pada argumentasi rasional. Agama bertitik tolak dari
wahyu Tuhan melalui Kitab Suci.
PERSOALAN-PERSOALAN DALAM PRAKTEK
ETIKA:
- Apa yangg dimaksud “baik” atau “buruk” secara moral.
- Apa syarat-syarat sesuatu perbuatan dikatakan baik secara moral?
- Bagaimana hubungan antara kebebasan kehendak dengan perbuatan susila?
- Apa yg dimaksud kesadaran moral?
- Bagaimana peranan hati nurani dalam setiap perbuatan manusia?
- Bagaimana pertimbangan moral berbeda dari dalam bergantung pada suatu pertimbangan yang bukan moral?
Sumber :
Slide Moral dan Etika 23/09/2014-24/09/2014 oleh Rm Carolus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar