Selasa, 23 September 2014

What I Got Today ? Pertemuan V - VI 23/09/2014-24/09/2014





ETIKA DAN MORAL

PENGERTIAN ETIKA

       ETIKA berasal dari bahasa Yunani yaitu “ETHOS” yang memiliki arti kebiasaan.
       Istilah Moral dan Etika sering diperlakukan sebagai dua istilah yang sinonim.
       Hal-hal yang perlu diperhatikan adanya suatu nuansa dalam konsep dan pengertian moral dan etika :
       Moral/Moralitas biasanya dikaitkan dengan sIstem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia.
       Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk :
Petuah-petuah, nasihat, wejangan, peraturan, perintah dan semacamnya yang diwariskan secara turun-temurun melalui agama atau kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik agar ia benar-benar menjadi manusia yang baik.
       Berbeda dengan moralitas, etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
       Nilai adalah sesuatu yang berguna bagi seseorang atau kelompok orang dan karena itu orang atau kelompok itu selalu berusaha untuk mencapainya karena pencapaiannya sangat memberi makna kepada diri serta seluruh hidupnya. Norma adalah aturan atau kaidah dan perilaku dan tindakan manusia.
       Sebagai cabang filsafat, Etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat dan menggumuli nilai dan norma moral tersebut serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma-norma itu.
       Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujudnya dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok
       Etika adalah perwujudan dan pengejawantahan secara kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai itu.Keduanya mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberi kita orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini. Tetapi bedanya, moralitas langsung mengatakan kepada kita :
“Inilah caranya Anda harus melangkah”,
Sedangkan etika justru mempersoalkan:
“Apakah saya harus melangkah dengan cara itu” ?

  Etika adalah sikap kritis setiap pribadi dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas itu. Karena Etika adalah refleksi kritis terhadap moralitas, maka etika tidak bermaksud untuk membuat orang bertindak sesuai dengan moralitas begitu saja.
   Etika memang pada akhirnya menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas, tetapi bukan karena tindakan itu diperintahkan oleh moralitas (nenek moyang, orang tua, guru), melainkan karena ia sendiri tahu bahwa hal itu memang baik baginya. Sadar secara kritis dan rasional bahwa ia memang sudah sepantasnya bertindak seperti itu.
Etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan heteronom. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat di pertanggungjawabkan karena setiap tindakannya selalu lahir dari keputusan pribadi yang bebas dengan selalu bersedia untuk mempertanggungjawabkan tindakannya itu karena memang ada alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan yang kuat mengapa ia bertindak begitu atau begini.

MENURUT KBBI
      Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
       Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
       Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

MENURUT BERTENS
  1. Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Disebut juga sebagai “sistem nilai” dalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misal: Etika orang Jawa.
  2. Kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik, misal : Kode Etik Advokat Indonesia, Kode Etik Notaris Indonesia.
  3. Ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Artinya sama dengan filsafat moral.

ETIKA DIBEDAKAN MENJADI 2 :
       ETIKA PERANGAI
Adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula. berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku. Contoh: berbusana adat, pergaulan muda-mudi, perkawinan semenda, upacara adat.
       ETIKA MORAL
Berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila dilanggar timbul kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.Contoh: berkata dan berbuat jujur, menghargai hak orang lain, menghormati orang tua atau guru, membela kebenaran dan keadilan, menyantuni anak yatim-piatu

ARTI ETIKA
       Etika sebagai ilmu
     “Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban  moral.”
       Etika sebagai kode etik
          “Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.”
       Etika sebagai sistem nilai
            “Nilai mengenai benar-salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.”
OBYEK MATERIAL & OBYEK FORMAL ETIKA
       Objek material      =
suatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, suatu hal yang diselidiki, atau suatu hal yang dipelajari. Objek material bisa bersifat konkret atau abstrak.
       Objek formal          =
cara memandang atau meninjau yang dilakukan seorang peneliti/ ilmuwan terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
       Objek material etika    =
tingkah laku atau perbuatan manusia (perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas).
    Objek formal etika       =
kebaikan dan keburukan, bermoral tidak bermoral dari tingkah laku tersebut. ( Perbuatan yang dilakukan secara tidak sadar atau tidak bebas, tidak dapat dikenakan penilaian bermoral atau tidak bermoral).

ETIKA SEBAGAI CABANG FILASAFAT
  Etika merupakan cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode tugas manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral, atau menerjemahkan berbagai nilai itu ke dalam norma-norma, lalu menerapkannya pada situasi kehidupan konkret.
  Sebagai ilmu, etika mencari kebenaran; sebagai filsafat, etika mencari keterangan (dan kebenaran) yang sedalam-dalamnya. Sebagai tugas, etika mencari ukuran tentang baik-buruknya tingkah laku manusia.

BERDASARKAN KAJIAN ILMU
Etika Normatif             :
mempelajari secara kritis dan metodis norma-norma yang ada, untuk dapat norma dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka sebagai ilmu, etika bersifat kritis dan metodis.
Etika Fenomenologis  :
mempelajari secara kritis dan metodis gejala-gejala moral seperti suara hati kesadaran moral, kebebasan, tanggung jawab, norma-norma, dsb.

Domain ETIKA dalam Ranah Ilmu Pengetahuan
Sumber
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXk7hOvkW2jTWCYcK0FT0g0gpUiT_SLhTCbNy8B2GdOrEGwp3R0Kag4wzWIQkEZZHFZ6BoTxJ6W5AU2qllukBibvGuEbbEW1ktfnPQfpwWvnuEGN5BDGpDzHUARYEN5tuhsAhhAZ1cct8/s1600/etpof.jpg



                                                                                                                   
TUJUAN BELAJAR ETIKA
       Untuk menyamakan persepsi tentang penilaian perbuatan baik dan perbuatan buruk bagi setiap manusia dalam ruang dan waktu tertentu
       Sebagai ilmu, etika bersifat kritis dan metodis.
SISTEMATIKA ETIKA
     a)    De Vos (1987)
ETIKA:
       Etika Deskriptif
1. Sejarah Kesusilaan
2. Fenomenologi Kesusilaan
       Etika Normatif
     b)    K. Bertens (1993):
ETIKA:
       Etika Deskriptif
       Etika Normatif
1. Etika Umum
2. Etika Khusus
       Metaetika
     c)    Franz Magnis-Suseno (1991)
ETIKA:
       Etika Umum
       Etika Khusus
-          Etika Individividual
-          Etika Sosial : Sikap terhadap sesame Etika keluarga
-          Etika profesi: 
o   biomedis
o   bisnis
o   hukum
o   ilmu pengetahuan, dll
-             Etika Politik
-             Etika Lingkungan hidup
-             Kritik Ideologi-Ideologi

ETIKA DESKRIPTIF
       Dalam etika deskriptif, etika membahas apa yang dipandangnya.
  Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas. Misalnya: adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.
     Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu dan kebudayaan atau subkultur tertentu, atau dalam suatu periode sejarah.

SEJARAH KESUSILAAN
       Bagian ini timbul bila orang menerapkan metode historis dalam etika deskriptif.
  Yang diselidiki adalah: pendirian-pendirian mengenai baik-buruk yang manakah, norma-norma kesusilaan yang manakah yang pernah berlaku, dan cita-cita kesusilaan yang manakah yang dianut oleh bangsa-bangsa tertentu

FENOMENOLOGI KESUSILAAN    
Fenomenologi = fenomenon + logos
Fenomenon    =  sesuatu yang tampak, yang terlihat     
                            karena bercahaya (sering disebut gejala)
Logos               = uraian, percakapan
Fenomenologi : Uraian atau percakapan tentang 
                         fenomenon atau sesuatu yang
                         sedang menampakkan diri, atau
                         sesuatu yang sedang menggejala.
       Etika fenomenologi tidak memasang sendiri norma-norma, tidak pun menilainya, juga tidak “membuktikan” sifat mutlak kesadaran moral. Etika fenomenologi hanya menjelaskan, menunjukkan adanya unsur-unsur itu dalam kesadaran moral.
    Fenomenologi kesusilaan mencari makna kesusilaan dari gejala-gejala kesusilaan; artinya, ilmu pengetahuan ini melukiskan kesusilaan sebagaimana adanya, mempertanyakan apakah yang merupakan hakikat kesusilaan.
   Ciri pokok fenomenologi adalah menghindarkan pemberian tanggapan mengenai kebenaran.

Etika Normatif
    Etika normatif tidak lagi berbicara tentang gejala-gejala, tetapi tentang apa yang seharusnya dilakukan. Dalam etika normatif, norma-norma dinilai dan sikap manusia ditentukan.
   Etika normatif berbicara mengenai pelbagai norma yang menuntun tingkah laku manusia. Etika normatif memberikan penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma.
  Etika normatif itu tidak deskriptif, tetapi preskriptif (artinya memerintahkan); tidak melukiskan melainkan menentukan benar-tidaknya tingkah laku atau anggapan-anggapan moral.

Metaetika
Meta (Yunani) = “melebihi”, “melampaui”, 
                       “setelah”, “di luar”, “tentang”.
                        (metabahasa = bahasa yang
                                                                    dipakai dalam berbicara
                                                                    tentang bahasa).
   Istilah metabahasa diciptakan untuk menunjukkan bahwa yang dibahas bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan-ucapan di bidang moralitas.
      Metabahasa bergerak pada taraf lebih tinggi daripada perilaku etis, yaitu pada taraf “bahasa etis” atau bahasa yang digunakan di bidang moral.
    Persoalan yang menyangkut metaetika adalah persoalan yang rumit. Pertanyaan tentang hakikat keadilan, hakikat ketidakadilan, bahkan hakikat kebaikan dan keburukan, kerap kali pertanyaan seperti ini tidak bisa dijawab secara memuaskan.

Etika umum
  Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang beraku bagi segenap tindakan manusia.
       Tema-tema yang menjadi penyelidikan etika umum:
           - Apakah norma etis itu? Jika ada banyak norma etiS, bagaimana hubungannya satu
             sama lain?
          - Mengapa norma moral mengikat kita? Apakah nilaI itu dan apakah kekhususan nilai
             moral?
          - Bagaimana hubungan tanggung jawab manusia dan kebebasannya? Dapatkah
             dipastikan bahwa manusiA sungguh-sungguh bebas.
          - Apakah yang dimaksud dengan hak dan kewajiban?
          - Bagaimana kaitannya satu sama lain?

Etika khusus
   Etika khusus membahas prinsip-prinsip moral dasar itu dalam hubungan dengan kewajiban manusia dalam pelbagai lingkup kehidupannya; atau, etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar pada setiap bidang kehidupan manusia.
    Karena sifatnya “menerapkan”, etika khusus ini bisa juga dikatakan sebagai “etika terapan”.

Berdasar struktur etika :

 
sumber :https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihqjZb_cTgKf-nH5XV5c0RHVKX1oqa-AP3LbwLEftO9C1YNaGCC7ELv66gTFB7Cf5FaJDCclBLPKuUpmI29rcDtKbXN0Dzs6GZwdit_jOnyVuJL2V1w5p5RON4OHEAzGTHMzCkK6dgzFt7/s1600/Screen+Shot+2014-09-23+at+17.32.28.png

PENJABARAN

ETIKA UMUM,
berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.

ETIKA KHUSUS,
merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus
Etika khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
-Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
-Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
           manusia sebagai anggota umat manusia.

PROFESI
          Pekerjaan yg mengandalkan ketrampilan dan keahlian khusus
      Pekerjaan yg dilakukan sebagai sumber utama nafkah hidup dg keterlibatan pribadi yg mendalam dalam menekuninya.
  Pekerjaan yg menuntut pengembangan untuk terus menerus memperbaharui pengetahuan dan ketrampilan sesuai perkembangn teknologi.

ETIKA PROFESI

adalah etika sosial yg menyangkut hubungan antar manusia dalam satu lingkup profesi dan masyarakat pengguna profesi tersebut.

CIRI-CIRI ETIKA PROFESI
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
          Adanya pengetahuan khusus,
            Biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan 
            pengalaman yang bertahun-tahun.

          Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.
            Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik
            profesi.

          Mengabdi pada kepentingan masyarakat,
            artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah
            kepentingan masyarakat.

          Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
            Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana
            nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
            sebagainya, maka untukmenjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin
            khusus.

          Menjadi anggota dari suatu profesi.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :
1. Tanggung jawab
       Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
       Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan.
     Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi.
     Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.

KODE ETIK
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

TUJUAN KODE ETIK
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.

ALIRAN ETIKA
    Eudemonisme: (Yunani= eu+daimon= roh atau semangat yang baik). Pandangan aliran ini menekankan bahwa kebaikan tertinggi manusia terletak pada kebahagiaan atau situasi yang secara umum baik. Mereka meyakini hal2 berikut:
              a. adanya suatu skala nilai-nilai, asas-asas moral atau aturan2 bertindak (code of 
                  conduct)
              b. lebih menguntungkan hal2 yg bersifat spiritual atau mental daripada yg bersifat
                  inderawi/ kebendaan 
              c. lebih mengutamakan kebebasan moral daripada ketentuan kejiwaan atau alami.
              d.lebih mengutamakan hal yg umum daripada yang khusus.

   Hedonisme (Yunani = hedone: kenikmatan atau yang menyenangkan). Kebaikan manusia menurut kaum hedonis terletak dalam kenikmatan dan kesenangan yang menjadi tujuan hidup manusia. Aliran ini menganjurkan manusia untuk mencapai kebahagiaan yang didasarkan pada kenikmatan, kesenangan. Aliran hedonisme menyatakan bahwa kesenangan/ kebahagiaan adalah tujuan hidup manusia oleh karena itu reguklah kenikmatan selama masih bisa direguk. Padahal mereka lupa bahwa kegembiraan pikiran lebih tinggi daripada kenikmatan jasmani.

       Egoisme : kesenangan dan kebaikan diri sendiri menjadi target usaha seseorang dan bukan kebaikan orang lain. Sebaliknya aliran yang menekankan dan melihat kesenangan atau kebahagiaan orang lain menjadi tujuan segala usaha manusia disebut: altruisme (Latin: alter= yang lain atau orang lain)
      Utilitarianisme :  (Latin: uti, usus sum= menggunakan atau utilis= yang berguna). Ini merupakan bentuk hedonisme yang digeneralisir. Kesenangan atau kenikmatan manusia dilihat sebagai seusuatu yang baik dalam dirinya, sedangkan penderitaan dan sakit adalah buruk dalam dirinya. Aliran ini menyatakan bahwa tindakan yg baik adalah tindakan yg sebesar-besarnya bagi manusia yang sebanyak-banyaknya. Dengan kata lain segala sesuatu yang berguna selalu dianggap baik.
   Deontologisme (Yunani: deon+logos= ilmu tentang kewajiban moral). Adalah etika kewajiban yang didasarkan pada intuisi manusia tentang prinsip-prinsip moral. Sikap dan intensi pelaku lebih diutamakan daripada apa yang dilakukan secara konsekuensi perbuatan itu. Deontologisme Etis: berpendirian bahwa sesuatu tindakan dianggap baik tanpa disangkutkan dengan nilai kebaikan suatu hal. Yang menjadi dasar moralitas adalah kewajiban.
    Etika situasi: kebenaran suatu tindakan ditemukan dalam situasi konkret individual atau bagaimana situasi itu mempengaruhi kesadaran individual.

BEDA ETIKA DAN MORAL
     Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos,” artinya adat kebiasaan, (jamaknya “ta etha”). Moral berasal dari bahasa Latin “mos,” artinya adat kebiasaan (jamaknya “mores”). Jadi, keduanya memiliki kesamaan arti. Hanya asal bahasanya yang berbeda.

  Ada sedikit perbedaan dalam penggunaannya sehari-hari: moral/moralitas digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai; etika digunakan untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.

AMORAL DAN IMORAL
       Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta):
            Tidak terdapat kata “amoral” ataupun “immoral”.
       Kamus Besar Bahasa Indonesia:
          “Amoral” dijelaskan sebagai “tidak bermoral, tidak berakhlak” (contoh: “Memeras para
           pensiunan adalah tindakan amoral”); tidak terdapat kata “immoral”.

Concise Oxford Dictionary:
      •       Amoral = “unconcerned with, out of the sphere of moral, non moral”.
       Immoral = “opposed to morality; morally evil”
Amoral:
       “tidak berhubungan dengan konteks moral”
       “di luar suasana etis”
       “non-moral”
Immoral:
       “bertentangan dengan moralitas yang baik”

       “secara moral buruk”

       “tidak etis”

           
ETIKA DAN ETIKET
       Etiket menyangkut “cara” suatu perbuatan harus dilakukan. Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan; etika memberi norma tentang “perbuatan itu sendiri”.
   Etiket hanya berlaku dalam pergaulan; etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain.
       Etiket bersifat relatif; etika jauh lebih bersifat absolut.

   Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja; etika menyangkut manusia dari segi dalam.

ETIKA
ETIKET
1. Menetapkan norma perbuatan,
apakah boleh dilakukan atau
    tidak, misal: masuk rumah orang
    lain tanpa izin.
1. Menetapkan cara melakukan
    perbuatan, menunjukkan cara
    yang tepat, baik, dan benar
    sesuai dengan yang diharapkan
2. Berlaku tidak bergantung pada 
    ada tidaknya orang lain, misal
    larangan  mencuri selalu berlaku, 
    baik ada atau tidak orang lain.
2. Berlaku hanya dalam pergaulan,
    jika tidak ada orang lain etiket
    tidak berlaku.
3. Bersifat absolut, tidak dapat
    ditawar-tawar, misal: jangan
    mencuri, jangan membunuh
3. Bersifat relatif, dianggap tidak
    sopan dalam suatu kebudayaan
    dapat dianggap sopan dalam
    kebudayaan lain.
4. Memandang manusia dari segi
   dalam <batiniah>
4. Memandang manusia dari segi
    luar <lahiriah>

BEDA ETIKA DAN HUKUM
   Hukum lebih dikodifikasi daripada etika; etika tidak dikodifikasi.
•  Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja; etika menyangkut juga sikap batin seseorang.
    Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan dengan etika (sanksi hukum bisa dipaksakan, etika tidak bisa dipaksakan).
Hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara; etika melebihi para individu dan masyarakat.
Jika hukum memberikan putusan hukumnya perbuatan, etika memberikan penilaian baik buruknya.
Etika ditujukan kepada manusia sebagai individu; hukum ditujukan kepada manusia sebagai makhluk sosial.

BEDA ETIKA DAN AGAMA
Etika sebagai cabang filsafat bertitik tolak pada akal pikiran, bukan agama. Etika mendasarkan diri hanya pada argumentasi rasional. Agama bertitik tolak dari wahyu Tuhan melalui Kitab Suci.

PERSOALAN-PERSOALAN DALAM PRAKTEK ETIKA:
  1. Apa yangg dimaksud “baik” atau “buruk” secara moral.
  2. Apa syarat-syarat sesuatu perbuatan dikatakan baik secara moral?
  3. Bagaimana hubungan antara kebebasan kehendak dengan perbuatan susila?
  4. Apa yg dimaksud kesadaran moral?
  5. Bagaimana peranan hati nurani dalam setiap perbuatan manusia?
  6. Bagaimana pertimbangan moral berbeda dari dalam bergantung pada suatu pertimbangan yang bukan moral?
 Sumber :
Slide Moral dan Etika 23/09/2014-24/09/2014 oleh Rm Carolus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar