Sabtu, 20 September 2014

What I Got Today ? Petemuan IV 19/09/2014 Bagian Kedua


2. Substansi filsafat ilmu pengetahuan : konfirmasi, inferensi dan telaah kontruksi teori (A. Susanto)



KONFIRMASI
       Etimologi: Confirmation (Inggris)= penegasan, memperkuat.
       Berhubungan dengan filsafat ilmu, maka fungsi ilmu pengetahuan adalah menjelaskan, menegaskan, memperkuat apa yang didapat dari kenyataan/fakta. Sifatnya lebih interpretatif dan memberi makna ttg sesuatu.
       Ada 2 aspek konfirmasi: kuantitatif dan kualitatif
1.       KONFIRMASI KUANTITATIF
  Untuk memastikan kebenaran, ilmu pengetahuan mengemukakan konfirmasi aspek kuantitatif.
  Misalnya membuat penelitian dengan mengumpulkan sebanyak mungkin sampel, yang akhirnya membuat suatu kesimpulan yang bersifat umum (generalisasi).
2.       KONFIRMASI KUALITATIF
  Ada kalanya  ilmu pengetahuan membutuhkan konfirmasi kualitatif untuk menunjukkan kebenaran. Mungkin karena konfirmasi kuantitatif tidak bisa dilaksanakan, maka harus menjalankan konfirmasi kualitatif.
  Misalnya: dalam penelitian yang menjalankan model wawancara mendalam (depth interview).

PENTING!!
  Konfirmasi berupaya mencari hubungan yg normatif antara hipotesis (kesimpulan sementara) yg sudah diambil dengan fakta-fakta (evidensi).
  Misalnya hipotesis: besi bila dipanaskan akan memuai. Apakah hal ini sesuai dg fakta?
  Bila sesuai, maka hipotesis meneguhkan (konfirmasi) ilmu pengetahuan tentang besi.
3 JENIS KONFIRMASI
1)      decision theory: kepastian berdasarkan keputusan ‘apakah hubungan antara hipotesis dengan fakta punya manfaat aktual’?
2)      estimation theory: menetapkan kepastian dg memberi peluang benar-salah melalui konsep probabilitas. Mis. statistik.
3)      reliability theory: menetapkan kepastian dg mencermati stabilitas fakta/evidensi yg berubah2 terhadap hipotesis.


INFERENSI
  Kata inferensi artinya penyimpulan.
  Penyimpulan diartikan sebagai proses membuat kesimpulan (conclusion).
  Dengan demikian, inferensi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi (keputusan)
  Inferensi (penyimpulan): bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki bergerak ke pengetahuan baru.
  Penyimpulan : bisa berupa “mengakui” atau “memungkiri” suatu kesatuan antara dua pernyataan.
JENIS INFERENSI
  Di dalam logika, proses penarikan konklusi dapat dilakukan melalui dua cara.
  Yakni, cara deduktif dan induktif. Mengingat dua cara tersebut kemudian dikenal istilah inferensi deduktif dan inferensi induktif.
  Inferensi deduktif terbagi ke dalam dua jenis. Yakni, Inferensi Langsung dan Inferensi Tidak Langsung. Inferensi Tidak Langsung disebut juga sebagai Inferensi Silogistik.               
a.    INFERENSI LANGSUNG
  Inferensi Langsung ialah penarikan kesimpulan (konklusi) hanya dari sebuah premis (pernyataan).
  Premis yaitu data, bukti, atau dasar pemikiran yang menjamin terbentuknya kesimpulan.
  Dengan demikian, kesimpulan adalah pernyataan yang dihasilkan sesuai dengan premis-premis yang tersedia dan berhubungan secara logis dengan pernyataan tersebut.
  Konklusi yang ditarik tidaklah boleh lebih luas dari premisnya.
b.   INFERENSI TIDAK LANGSUNG
  Inferensi Tidak Langsung adalah penarikan kesimpulan (konklusi) dengan menggunakan dua premis.
  Konklusi tidaklah lebih umum dari pada premis-premisnya.
  Premis-premis merupakan proposisi-proposisi yang digunakan untuk membuat konklusi.
  Proposisi-proposisi yang menjadi premis-premis dalam suatu silogisme disebut antesendens, sedangkan proposisi yang menjadi konklusi disebut konsekuens.
  Predikat konkluis disebut term mayor, sedangkan subyek konklusi disebut term minor.
  Premis yang mengandung term mayor disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung term minor disebut premis minor.
Contoh : Manusia adalah fana (term mayor/premis mayor)
                Semua cendikiawan adalah manusia (term minor/ premis minor)
                Semua cendikiawan adalah fana(konklusi
                           

HUKUM INFERENSI:
  1. Kalau premis-premis benar, maka kesimpulan benar.
  2. Kalau premis-premis salah, maka kesimpulan dapat salah, dapat kebetulan benar.
  3. Bila kesimpulan salah, maka premis-premis juga salah.
  4. Bila kesimpulan benar, maka premis-premisnya dapat benar, tetapi dapat juga salah.
KONTRUKSI TEORI
       Defenisi  teori=model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomen alami atau sosial tertentu.
       Teori dirumuskan, dikembangkan, dievaluasi menurut metode alamiah.
       Menurut KBBI : teori = pendapat yg dikemukakan sebagai keterangan tentangg suatu peristiwa.
       Miarso : teori = ‘jendela’ untuk mengamati gejala yang ada, dan berdasarkan data empiris berhasil  dianalisis dan disintesekan.
       Dibangun dengan
(1) abstraksi generalisasi.
(2) deduksi probabilistik dan deduksi apriori (spekulatif).
       3 Model kontruksi
1)      Model korespondensi: kebenaran sesuatu dibuktikan dengan menemukan relevansinya dengan yang lain.
2)      Model koherensi: sesuatu dipandang benar bila sesuai dengan moral tertentu. Mementingkan kesesuaian antara kebenaran obyektif –rasional universal dan kebenaran moral/ nilai. Model ini digunakan dalam pendekatan fenomenologis.
3)      Model paradigmatis: Konsep kebenaran ditata menurut pola  hubungan yang beragam, menyederhanakan yang kompleks.

·         Aliran Kontruksi
a)      Reduksionisme: teori itu suatu pernyataan yang abstrak, tidak dapat diamati secara empiris, dan tidak dapat diuji langsung.
b)      Instrumentalisme:  teori adalah instrumen bagi pernyataan observasi agar terarah dan terkonstruksi.
c)       Realisme: teori dianggap benar bila real, secara substantif ada,  bukan fiktif.

DUA KUTUB ARTI TEORI
  Kutub 1: Teori sbg hukum eksperimental.
Misalnya hukum Mendel tentang keturunan yang bisa langsung diuji lewat observasi.
  Kutub 2: Teori sbg hukum yg berkwalitas normal, spt teori relativitasnya Einstein. 
Teori relativitas Einstein:
Relativitas khusus menunjukkan bahwa jika dua pengamat berada dalam kerangka acuan lembam (lamban atau sifat materi yang menentang atau menghambat perubahan keadaan gerak benda materi itu) dan bergerak dengan kecepatan sama relatif terhadap pengamat lain, maka kedua pengamat tersebut tidak dapat melakukan percobaan untuk menentukan apakah mereka bergerak atau diam.
Bayangkan ini seperti saat Anda berada di dalam sebuah kapal selam yang bergerak dengan kecepatan tetap.
Anda tidak akan dapat mengatakan apakah kapal selam tengah bergerak atau diam. Teori relativitas khusus disandarkan pada  postulat (asumsi yg menjadi pangkal dalil yg dianggap benar tanpa perlu membuktikannya; anggapan dasar; aksioma) bahwa kecepatan cahaya akan sama terhadap semua pengamat yang berada dalam kerangka acuan lembam.
TEORI BERKEMBANG
       Pengelompokan perkembangan ilmu pengetahuan dalam 3 periode:
1)      Animisme           : fase percaya pada mitos.
2)      Ilmu empiris      : tolok ukur ilmu paling sederhana adalah
                              (a) pengalaman,
                              (b) klasifikasi:  prosedur paling dasar utk mengubah data,
                              (c) penemuan hubungan-hubungan,
                              (d) perkiraan kabenaran.
3)      Ilmu teoretis: gejala yg ditemukan dalam ilmu empiris diterangkan dengan kerangka pemikiran.
Sumber :
Slide Konfirmasi, Inferensi, dan Kontruksi Teori 19/09/2014 oleh Pak Mikha Agus W.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar