2. Substansi filsafat ilmu pengetahuan : konfirmasi, inferensi dan telaah kontruksi teori (A. Susanto)
KONFIRMASI
• Etimologi:
Confirmation (Inggris)= penegasan, memperkuat.
• Berhubungan
dengan filsafat ilmu, maka fungsi ilmu pengetahuan adalah menjelaskan,
menegaskan, memperkuat apa yang didapat dari kenyataan/fakta. Sifatnya lebih
interpretatif dan memberi makna ttg sesuatu.
• Ada
2 aspek konfirmasi: kuantitatif dan kualitatif
1.
KONFIRMASI KUANTITATIF
— Untuk
memastikan kebenaran, ilmu pengetahuan mengemukakan konfirmasi aspek
kuantitatif.
— Misalnya
membuat penelitian dengan mengumpulkan sebanyak mungkin sampel, yang akhirnya
membuat suatu kesimpulan yang bersifat umum (generalisasi).
2.
KONFIRMASI KUALITATIF
— Ada
kalanya ilmu pengetahuan membutuhkan
konfirmasi kualitatif untuk menunjukkan kebenaran. Mungkin karena konfirmasi
kuantitatif tidak bisa dilaksanakan, maka harus menjalankan konfirmasi
kualitatif.
— Misalnya:
dalam penelitian yang menjalankan model wawancara mendalam (depth interview).
PENTING!!
— Konfirmasi
berupaya mencari hubungan yg normatif antara hipotesis (kesimpulan sementara)
yg sudah diambil dengan fakta-fakta (evidensi).
— Misalnya
hipotesis: besi bila dipanaskan akan memuai. Apakah hal ini sesuai dg fakta?
— Bila
sesuai, maka hipotesis meneguhkan (konfirmasi) ilmu pengetahuan tentang besi.
3 JENIS KONFIRMASI
1)
decision theory: kepastian berdasarkan
keputusan ‘apakah hubungan antara hipotesis dengan fakta punya manfaat aktual’?
2)
estimation theory: menetapkan kepastian
dg memberi peluang benar-salah melalui konsep probabilitas. Mis. statistik.
3)
reliability theory: menetapkan kepastian
dg mencermati stabilitas fakta/evidensi yg berubah2 terhadap hipotesis.
INFERENSI
— Kata
inferensi artinya penyimpulan.
— Penyimpulan
diartikan sebagai proses membuat kesimpulan (conclusion).
— Dengan
demikian, inferensi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penarikan konklusi
dari satu atau lebih proposisi (keputusan)
— Inferensi (penyimpulan): bertolak dari
pengetahuan yang sudah dimiliki bergerak ke pengetahuan baru.
— Penyimpulan : bisa berupa “mengakui” atau “memungkiri”
suatu kesatuan antara dua pernyataan.
JENIS INFERENSI
— Di
dalam logika, proses penarikan konklusi dapat dilakukan melalui dua cara.
— Yakni,
cara deduktif dan induktif. Mengingat dua cara tersebut kemudian dikenal
istilah inferensi deduktif dan inferensi induktif.
— Inferensi
deduktif terbagi ke dalam dua jenis. Yakni, Inferensi Langsung dan Inferensi
Tidak Langsung. Inferensi Tidak Langsung disebut juga sebagai Inferensi
Silogistik.
a.
INFERENSI LANGSUNG
— Inferensi
Langsung ialah penarikan kesimpulan (konklusi) hanya dari sebuah premis
(pernyataan).
— Premis
yaitu data, bukti, atau dasar pemikiran yang menjamin terbentuknya kesimpulan.
— Dengan
demikian, kesimpulan adalah pernyataan yang dihasilkan sesuai dengan
premis-premis yang tersedia dan berhubungan secara logis dengan pernyataan
tersebut.
— Konklusi
yang ditarik tidaklah boleh lebih luas dari premisnya.
b.
INFERENSI TIDAK LANGSUNG
— Inferensi
Tidak Langsung adalah penarikan kesimpulan (konklusi) dengan menggunakan dua
premis.
— Konklusi
tidaklah lebih umum dari pada premis-premisnya.
— Premis-premis
merupakan proposisi-proposisi yang digunakan untuk membuat konklusi.
— Proposisi-proposisi
yang menjadi premis-premis dalam suatu silogisme disebut antesendens,
sedangkan proposisi yang menjadi konklusi disebut konsekuens.
— Predikat
konkluis disebut term mayor, sedangkan subyek konklusi disebut term
minor.
— Premis
yang mengandung term mayor disebut premis mayor, sedangkan premis yang
mengandung term minor disebut premis minor.
Contoh : Manusia adalah fana
(term mayor/premis mayor)
Semua cendikiawan adalah manusia (term minor/ premis minor)
Semua cendikiawan adalah fana(konklusi
Semua cendikiawan adalah manusia (term minor/ premis minor)
Semua cendikiawan adalah fana(konklusi
HUKUM INFERENSI:
- Kalau premis-premis benar, maka kesimpulan benar.
- Kalau premis-premis salah, maka kesimpulan dapat salah, dapat kebetulan benar.
- Bila kesimpulan salah, maka premis-premis juga salah.
- Bila kesimpulan benar, maka premis-premisnya dapat benar, tetapi dapat juga salah.
KONTRUKSI TEORI
• Defenisi
teori=model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomen alami
atau sosial tertentu.
• Teori
dirumuskan, dikembangkan, dievaluasi menurut metode alamiah.
• Menurut KBBI : teori = pendapat yg
dikemukakan sebagai keterangan tentangg suatu peristiwa.
• Miarso : teori = ‘jendela’ untuk
mengamati gejala yang ada, dan berdasarkan data empiris berhasil dianalisis dan disintesekan.
• Dibangun
dengan
(1) abstraksi generalisasi.
(2) deduksi probabilistik dan
deduksi apriori (spekulatif).
• 3
Model kontruksi
1)
Model korespondensi: kebenaran sesuatu
dibuktikan dengan menemukan relevansinya dengan yang lain.
2)
Model koherensi: sesuatu dipandang benar
bila sesuai dengan moral tertentu. Mementingkan kesesuaian antara kebenaran obyektif –rasional universal dan
kebenaran moral/ nilai. Model
ini digunakan dalam pendekatan fenomenologis.
3)
Model paradigmatis: Konsep kebenaran
ditata menurut pola hubungan yang
beragam, menyederhanakan yang
kompleks.
·
Aliran Kontruksi
a)
Reduksionisme: teori itu suatu pernyataan
yang abstrak, tidak dapat diamati secara empiris, dan tidak dapat diuji
langsung.
b)
Instrumentalisme: teori adalah instrumen bagi pernyataan
observasi agar terarah dan terkonstruksi.
c)
Realisme: teori dianggap benar bila real,
secara substantif ada, bukan fiktif.
DUA KUTUB ARTI TEORI
— Kutub
1: Teori sbg hukum eksperimental.
Misalnya hukum Mendel tentang
keturunan yang bisa langsung diuji lewat observasi.
— Kutub
2: Teori sbg hukum yg berkwalitas normal, spt teori relativitasnya
Einstein.
Teori relativitas Einstein:
Relativitas khusus menunjukkan bahwa jika dua pengamat berada dalam kerangka acuan lembam (lamban atau sifat materi yang menentang atau menghambat perubahan keadaan gerak benda materi itu) dan bergerak dengan kecepatan sama relatif terhadap pengamat lain, maka kedua pengamat tersebut tidak dapat melakukan percobaan untuk menentukan apakah mereka bergerak atau diam.
Relativitas khusus menunjukkan bahwa jika dua pengamat berada dalam kerangka acuan lembam (lamban atau sifat materi yang menentang atau menghambat perubahan keadaan gerak benda materi itu) dan bergerak dengan kecepatan sama relatif terhadap pengamat lain, maka kedua pengamat tersebut tidak dapat melakukan percobaan untuk menentukan apakah mereka bergerak atau diam.
Bayangkan ini seperti saat Anda
berada di dalam sebuah kapal selam yang bergerak dengan kecepatan tetap.
Anda tidak akan dapat mengatakan
apakah kapal selam tengah bergerak atau diam. Teori relativitas khusus
disandarkan pada postulat (asumsi yg
menjadi pangkal dalil yg dianggap benar tanpa perlu membuktikannya; anggapan
dasar; aksioma) bahwa kecepatan cahaya akan sama terhadap semua pengamat yang
berada dalam kerangka acuan lembam.
TEORI BERKEMBANG
• Pengelompokan
perkembangan ilmu pengetahuan dalam 3 periode:
1)
Animisme :
fase percaya pada mitos.
2)
Ilmu empiris :
tolok ukur ilmu paling sederhana adalah
(a) pengalaman,
(b) klasifikasi: prosedur paling dasar utk mengubah data,
(c) penemuan hubungan-hubungan,
(d) perkiraan kabenaran.
(a) pengalaman,
(b) klasifikasi: prosedur paling dasar utk mengubah data,
(c) penemuan hubungan-hubungan,
(d) perkiraan kabenaran.
3)
Ilmu teoretis: gejala yg ditemukan dalam
ilmu empiris diterangkan dengan kerangka pemikiran.
Sumber :
Slide Konfirmasi, Inferensi, dan Kontruksi Teori 19/09/2014 oleh Pak Mikha Agus W.
Slide Konfirmasi, Inferensi, dan Kontruksi Teori 19/09/2014 oleh Pak Mikha Agus W.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar