Sabtu, 20 September 2014

What I Got Today ? Petemuan IV 19/09/2014 Bagian Ketiga dan Keempat

3. Memahami logika (critical thinking) atau prinsip-prinsip logika dan
4. Logika : deduksi dan induksi


      Logika atau penalaran induktif = cara kerja ilmu pengetahuan yg bertolak dr sejumlah proposisi tunggal atau partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu.
       Atas dasar fakta dirumuskan kesimpulan umum.
       Kesimpulan : generalisasi fakta yg memperlihatkan kesamaan.
       Namun kesimpulan umum harus dianggap sebagai bersifat sementara. Karena ciri dasar induktif selalu tidak lengkap.
©     Persamaan penalaran induktif dengan deduktif = argumentasi keduanya terdiri dari   premis - premis yang mendukung kesimpulan.
©     Perbedaan penalaran induksi yg tepat akan punya premis - premis benar tapi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan.
       Maka argumentasi dalam penalaran induksi tidak dinilai sebagai sahih atau valid atau tidak sahih atau invalid, tapi berdasarkan probabilitas.




 BERPIKIR KRITIS
 
  Merasionalisasi kehidupan manusia dan secara hati-hari mengamati atau memeriksa proses berpikir sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan            memperbaiki pemahaman kita tentang sesuatu (Chaffee,1990)
  Pemeriksaan atau pengamatan atas sesuatu asumsi tentang bukti terbaru dan mengintepretasikan dan mengevaluasi argumen dalam rangka menegakkan kesimpulan atas suatu perspektif baru  (Strader,1992)
  

KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS
1.       Rasional, Reasonable, Reflektif
  Berdasarkan alasan-alasan dan bukti-bukti ; bukan atas dasar keinginan pribadi
  Pemikir kritis tidak “melompat pada kesimpulan”; buruh waktu untuk koleksi data, timbang fakta, dan pikirkan permasalahan
    Contoh :
    Sarah, memutuskan untuk menjadi perawat setelah menonton film yang menunjukkan perawat sebagai seseorang yang menarik dan heroik
Ani, yang berpikir lebih kritis, menanyakan konselor tentang pekerjaan yang tersedia sebagai seorang perawat. Ia juga berbicara dengan beberapa orang perawat. Setelah memperoleh dan menimbang fakta - fakta, Ani memutuskan untuk masuk pendidikan keperawatan.
2.       Melibatkan Skepticism yang sehat dan konstruktif
Tidak menerima atau menolak ide-ide, kecuali karena mengerti hal tersebut
Menaati peraturan setelah berpikir panjang  dengan mencari pemahaman, merasionalisasikannya, mengikuti yang masuk akal, dan bekerja untuk memperbaiki yang tidak masuk akal.
Contoh :
Ketika seorang salesmen mendesak bahwa sebuah model abocath baru lebih baik daripada yang lama, Perawat Lia menanyakan :” Apa yang anda maksud dengan ‘lebih baik’? Informasi apakah yang anda miliki untuk menunjukkan atau membuktikan hal tersebut?”

3.       Otonomi
·         Tidak mudah dimanipulasi
·    Berpikir dengan pikiran sendiri, dibandingkan diarahkan oleh anggota grupnya
o   Contoh:
Di keluarga Lin, tidak seorang pun berpendidikan tinggi. Walaupun saudara perempuannya tidak mengerti mengapa ia berupaya keras untuk kuliah, Lin berkata:”Saya sudah memikirkannya, dan hal ini adalah yang ingin saya lakukan. Saya percaya segala upaya saya akan berguna kelak”

4.       Kreatif
       Menciptakan ide-ide original dengan cara menghubungkan pemikiran-pemikiran dan  konsep
Contoh:
Perawat Linda mengingat sebuah lagu yang dinyanyikan ibunya dulu disaat ia merasa takut, dan dengan menyanyikan lagu itu, ia mampu menenangkan anak-anak yang dirawat RS
5.       Adil
          Tidak bias atau berpihak
Contoh:
Perawat Rita, Karu, perlu membuat untuk Liburan Natal dan Tahun Baru sebelum berespon terhadap permintaan individual staf untuk libur. Ia menanyakan pada stafnya untuk menyatakan pilihannya setelah ia mampu menentukan jumlah staf yang ia butuhkan untuk kedua liburan tersebut.

6.       Dapat Dipercaya dan Dilakukan
        Memutuskan tindakan yang akan dilakukan;
        Membuat observasi yang dapat dipercaya;
        Menegakkan kesimpulan secara tepat;
   Mengatasi masalah dan mengevaluasi kebijakan, tuntutan dan tindakan.
 


Pemikir Kritis di Psikologi akan mempraktekkan ketrampilan kognitif dalam :
       Analisa
       Aplikasi standar
      Diskriminasi
       Pencarian informasi
       Pembuatan alasan logis
       Prediksi
       Transformasi pengetahuan

5 Model Berpikir
                                T              : Total Recall
                                H             : Habits
                                I               : Inquiry
                                N             : New ideas and Creativity
                                K             : Knowing how you think

       T. Total Recall
  mengingat fakta/ suatu kejadian serta mengingat dimana dan bagaimana menemukannya ketika dibutuhkan.
     kemampuan untuk mengakses pengetahuan dimana pengetahuan merupakan sesuatu yang dipelajari dan disimpan dalam pikiran.
     Tergantung pada memori ingatan seseorang
      Memori → proses yang kompleks
o Jika anda selalu kesulitan dalam mengingat sesuatu  --- Jangan menyerah!
                Ada berbagai cara untuk membantu kita mengingat sesuatu

H. Habits
 pendekatan berpikir yang diulang-ualng dengan sering
     Sesuatu yang “dilakukan tanpa berpikir”
   Walaupun bukan dilakukan tanpa dipikir, tetapi hal tersebut telah mendarah daging sehingga terlihat seperti tidak disadari.
     Membuat seseorang melakukan sesuatu tanpa harus mencari metode baru


I.Inquiry
   memeriksa isu-isu secara mendalam dengan menanyakan hal-hal yang terlihat nyata; termasuk menggali dan menanyakan segala sesuatu – khususnya asumsi seseorang terhadap situasi tertentu
    cara berpikir primer yang digunakan untuk menegakkan suatu kesimpulan.
  walaupun kesimpulan dapat dibuat tanpa inquiry, dengan inquiry hasil akan lebih baik dan akurat.

          N. New Ideas and Creativity
        Model ini membuat sso berpikir melebihi buku sumber
        Kreatif >< Habits
        Seseorang yang kreatif akan berkata:
§  “Let’s try this new way”
        Seseorang yang habitualis akan berkata:
§  “This is the way things have always
§  been done”

 
          K. Knowing How You Think
     Berpikir tentang bagaimana seseorang berpikir
  METACOGNITION : berada diantara proses mengetahui ~ tahu bagaimana anda berpikir
        Schon (1983):
§  menyarankan penggunaan pendekatan refleksi (knowing how you think) untuk kerja profesional yg sulit menemukan masalah dan solusinya dl buku sumber

CARA PENALARAN INDUKTIF
       Proses induksi mulai berdasar kejadian - kejadian, gejala partikular.
Penal induksi = proses penalaran berdasarkan pengertian particular atau premis untukk hasilkan pengertian umum atau kesimpulan.
       Tiga ciri penalaran induktif:
1)      Premis penalaran induktif = proposisi empiris yang ditangkap indera,
2)      Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas daripada apa yang dinyatakan dalam premis.
3)      Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya. Jadi konklusi induksi punya kredibilitas rasional = probabilitas.

GENARILASI INDUKTIF
       Arti : Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik kesimpulan tentang semua.
       Prinsip: Apa yg terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yg sama terpenuhi.
       Tiga syarat membuat generalisasi:
1) Tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah tertentu,
2) Tidak terbatas secara spasio temporal, harus berlaku dimana saja.
3) Dapat dijadikan dasar pengandaian.

ANALOGI INDUKTIF
       Analogi = bicara tentang dua hal yg berbeda dan dibandingkan. Dua hal perlu diperhatikan: persamaan dan perbedaan.
       Bila memperhatikan persamaan saja, maka timbul analogi.
       Maka analogi induktif – proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yg lain yang punya sifat esensial yg sama.
       Kesimpulan analogi induktif tidak bersifat universal tapi khusus.
Contoh:
 Mangga 1: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                Mangga 2: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                Mangga 3: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                Mangga 4: kuning, besar, dan matang àKesimpulan tentu manis juga.
       Jadi analogi induktif menarik kesimpulan atas dasar persamaan.
       Beda dengan generalisasi induktif, dimana konklusinya berupa proposisi  universal.
       Penalaran induktif, konklusinya lebih luas daripada premis-premis.
       Deduksi sebaliknya juga merupakan suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang lebih ‘khusus’ dari pengetahuan yang lebih ‘ umum’ . yang lebih khusus itu sudah termuat secara implisit dalam pengetahuan yang lebih umum.
       Induksi dan deduksi selalu berdampingan, keduanya selalu bersama-sama dan saling memuat. Induksi tidak dapat ada tanpa deduksi. Deduksi selalu di jiwai oleh induksi . dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan , induksi biasanya mendahuli deduksi . sedangkan dalam logika biasanya deduksi yang terutama di bicarakan lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan pikiran

FAKTOR PROBABILITAS
       Kebenaran konklusi dalam logika induktif, baik dalam analogi maupun generalisasi bersifat TIDAK PASTI, karena hanya bersifat mungkin (probabel). Probabilitas = keadaan pengetahuan antara kepastian dan kemungkinan.
       Tinggi rendahnya probabilitas konklusi induktif dipengaruhi oleh 
a)   Faktor fakta: ‘makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin tinggi probabilitas konklusi dan sebaliknya’.
b)   Faktor analogi: ‘semakin besar jumlah faktor analogi dlm premis, makin rendah probabilitas konklusinya, dan sebaliknya.’
c)   Faktor disanalogi: ‘makin besar faktor disanalogi di dalam premis, akan makin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya’.
d) Faktor luas konklusi: ‘semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitasnya, dan sebaliknya’.

KESESATAN GENERALISASI
       Tinggi rendahnya probabilitas penalaran ditentukan faktor subjektif. Faktor ini membawa manusia pada kesesatan (fallacy). Kesesatan penalaran induktif yg terpenting adalah:
ü  Tergesagesa       : cepat menarik kesimpulan dari beberapa fakta.
ü Faktor ceroboh:cepat tarik kesimpulan tanpa memperhatikan soal kondisi lingkungan, misalnya : Semua wanita Jawa itu lembut.
ü  Prasangka           : memberi penilaian tanpa melihat fakta lain yg tdk cocok, misalnya : Semua orang Batak bicara keras dan tak sabaran.
       Untuk menghindarinya: membangun sikap kritis, terbuka pada koreksi dan kritik dari orang lain.

HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
   Prinsip umum: suatu peristiwa disebabkan oleh sesuatu. Terkandung makna bahwa yg satu (sebab) mendahului yang lain (akibat). Tapi tidak semua yang mendahului sesuatu menjadi sebab bagi yang lain.
       Hubungan sebab akibat = hubungan yang intrinsik, artinya hubungan sedemikan rupa sehingga kalau yang satu ada atau tidak ada, maka yang lain juga pasti ada/tidak ada.
       Tiga pola hub sebab akibat:
1.       Dari sebab ke akibat,
2.       Dari akibat ke sebab
3.       Dari akibat ke akibat.

MANFAAT BELAJAR PENALARAN INDUKSI
    B. Russel: logika induktif bukan hanya lebih bermanfaat dari logika deduktif, tapi juga lebih sulit.
•    Manfaat logika induktif: memberikan pembenaran ata kecendrungan manusia yang bersandar pada kebiasaan.
   Memang tidak pernah bisa merasa pasti atas kebenaran suatu kesimpulan induktif, tapi ada cara tertentu dimana kita dapat menekan kemungkinan kesalahan.
       Maka, jangan pernah menarik kesimpulan induktif dg data yang masih minum, tergesagesa, ceroboh dan hanya di landasi prasangka.



Sumber :
Slide Critical Thinking dan Logika 19/09/2014

4 komentar:

  1. Blognya kurang bewarna tapi bagus juga lengkap...79

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you ella atas sarannya, ni baru di desain lagi, monggo di visit lagi ya :D, dan jgn lupa kasih saran lagi ya ella :D

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus