4. Logika : deduksi dan induksi
• Logika atau penalaran induktif = cara kerja ilmu pengetahuan yg bertolak dr sejumlah proposisi
tunggal atau partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu.
• Atas
dasar fakta dirumuskan kesimpulan umum.
• Kesimpulan
: generalisasi fakta yg memperlihatkan kesamaan.
• Namun
kesimpulan umum harus dianggap sebagai bersifat sementara. Karena ciri dasar
induktif selalu tidak lengkap.
© Persamaan
penalaran induktif dengan deduktif = argumentasi keduanya terdiri dari premis -
premis yang mendukung kesimpulan.
© Perbedaan
penalaran induksi yg tepat akan punya premis - premis benar tapi kesimpulan
salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan
benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan.
• Maka
argumentasi dalam penalaran induksi tidak dinilai sebagai sahih atau valid atau
tidak sahih atau invalid, tapi berdasarkan probabilitas.
BERPIKIR KRITIS
— Merasionalisasi
kehidupan manusia dan secara hati-hari mengamati atau memeriksa proses berpikir sebagai dasar untuk
mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman kita tentang sesuatu (Chaffee,1990)
— Pemeriksaan
atau pengamatan atas sesuatu asumsi tentang bukti terbaru dan
mengintepretasikan dan mengevaluasi argumen dalam rangka menegakkan kesimpulan
atas suatu perspektif baru (Strader,1992)
KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS
KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS
1. Rasional,
Reasonable, Reflektif
— Berdasarkan
alasan-alasan dan bukti-bukti ; bukan atas dasar keinginan pribadi
— Pemikir
kritis tidak “melompat pada kesimpulan”; buruh waktu untuk koleksi data,
timbang fakta, dan pikirkan permasalahan
○
Contoh :
Sarah,
memutuskan untuk menjadi perawat setelah menonton film yang menunjukkan perawat
sebagai seseorang yang menarik dan heroik
Ani, yang
berpikir lebih kritis, menanyakan konselor tentang pekerjaan yang tersedia
sebagai seorang perawat. Ia juga berbicara dengan beberapa orang perawat.
Setelah memperoleh dan menimbang fakta - fakta, Ani memutuskan untuk masuk
pendidikan keperawatan.
2.
Melibatkan Skepticism yang sehat dan
konstruktif
Tidak menerima atau menolak ide-ide, kecuali
karena mengerti hal tersebut
Menaati peraturan setelah berpikir panjang dengan mencari pemahaman, merasionalisasikannya, mengikuti yang masuk akal, dan bekerja untuk memperbaiki yang tidak masuk akal.
Menaati peraturan setelah berpikir panjang dengan mencari pemahaman, merasionalisasikannya, mengikuti yang masuk akal, dan bekerja untuk memperbaiki yang tidak masuk akal.
Contoh :
Ketika seorang salesmen mendesak bahwa sebuah model
abocath baru lebih baik daripada yang lama, Perawat Lia menanyakan :” Apa yang
anda maksud dengan ‘lebih baik’? Informasi apakah yang anda miliki untuk
menunjukkan atau membuktikan hal tersebut?”
3.
Otonomi
·
Tidak mudah dimanipulasi
· Berpikir dengan pikiran sendiri, dibandingkan
diarahkan oleh anggota grupnya
o
Contoh:
Di keluarga Lin, tidak seorang pun berpendidikan
tinggi. Walaupun saudara perempuannya tidak mengerti mengapa ia berupaya keras
untuk kuliah, Lin berkata:”Saya sudah memikirkannya, dan hal ini adalah yang
ingin saya lakukan. Saya percaya segala upaya saya akan berguna kelak”
4.
Kreatif
Menciptakan
ide-ide original dengan cara menghubungkan pemikiran-pemikiran dan konsep
Contoh:
Perawat Linda mengingat sebuah lagu yang dinyanyikan
ibunya dulu disaat ia merasa takut, dan dengan menyanyikan lagu itu, ia mampu
menenangkan anak-anak yang dirawat RS
5.
Adil
Tidak bias atau
berpihak
Contoh:
Perawat Rita, Karu, perlu membuat untuk Liburan Natal
dan Tahun Baru sebelum berespon terhadap permintaan individual staf untuk
libur. Ia menanyakan pada stafnya untuk menyatakan pilihannya setelah ia mampu
menentukan jumlah staf yang ia butuhkan untuk kedua liburan tersebut.
6.
Dapat Dipercaya dan Dilakukan
○
Memutuskan tindakan yang akan dilakukan;
○
Membuat observasi yang dapat dipercaya;
○
Menegakkan kesimpulan secara tepat;
○ Mengatasi masalah dan mengevaluasi kebijakan,
tuntutan dan tindakan.
Pemikir Kritis di Psikologi akan mempraktekkan ketrampilan kognitif
dalam :
— Analisa
— Aplikasi
standar
— Diskriminasi
— Pencarian
informasi
— Pembuatan
alasan logis
— Prediksi
— Transformasi
pengetahuan
5 Model Berpikir
T
: Total Recall
H
: Habits
I : Inquiry
N : New ideas and Creativity
K : Knowing how you think
T. Total Recall
○ mengingat fakta/ suatu kejadian serta mengingat
dimana dan bagaimana menemukannya ketika dibutuhkan.
○ kemampuan untuk mengakses pengetahuan dimana
pengetahuan merupakan sesuatu yang dipelajari dan disimpan dalam pikiran.
○ Tergantung pada memori ingatan seseorang
○ Memori → proses yang kompleks
o Jika anda selalu kesulitan dalam mengingat
sesuatu --- Jangan menyerah!
Ada
berbagai cara untuk membantu kita mengingat sesuatu
H. Habits
pendekatan berpikir yang diulang-ualng dengan
sering
○ Sesuatu yang “dilakukan tanpa berpikir”
○ Walaupun bukan dilakukan tanpa dipikir, tetapi
hal tersebut telah mendarah daging sehingga terlihat seperti tidak disadari.
○ Membuat seseorang melakukan sesuatu tanpa harus
mencari metode baru
I.Inquiry
○ memeriksa isu-isu secara mendalam dengan
menanyakan hal-hal yang terlihat nyata; termasuk menggali dan menanyakan segala
sesuatu – khususnya asumsi seseorang terhadap situasi tertentu
○ cara berpikir primer yang digunakan untuk
menegakkan suatu kesimpulan.
○ walaupun kesimpulan dapat dibuat tanpa inquiry,
dengan inquiry hasil akan lebih baik dan akurat.
N.
New Ideas and Creativity
○
Model ini membuat sso berpikir melebihi buku
sumber
○
Kreatif >< Habits
○
Seseorang yang kreatif akan berkata:
§
“Let’s try this new way”
○
Seseorang yang habitualis akan berkata:
§
“This is the way things have always
§
been done”
K.
Knowing How You Think
○ Berpikir tentang bagaimana seseorang berpikir
○ METACOGNITION : berada diantara proses
mengetahui ~ tahu bagaimana anda berpikir
○
Schon (1983):
§
menyarankan penggunaan pendekatan refleksi
(knowing how you think) untuk kerja profesional yg sulit menemukan masalah dan
solusinya dl buku sumber
CARA PENALARAN INDUKTIF
• Proses
induksi mulai berdasar kejadian - kejadian, gejala partikular.
Penal induksi = proses penalaran berdasarkan
pengertian particular atau premis untukk hasilkan pengertian umum atau kesimpulan.
• Tiga
ciri penalaran induktif:
1)
Premis penalaran induktif = proposisi empiris yang
ditangkap indera,
2)
Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas daripada
apa yang dinyatakan dalam premis.
3)
Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia
menerimanya. Jadi konklusi induksi punya kredibilitas rasional = probabilitas.
GENARILASI INDUKTIF
• Arti
: Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk
menarik kesimpulan tentang semua.
• Prinsip:
Apa yg terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan
selalu terjadi bila kondisi yg sama terpenuhi.
• Tiga
syarat membuat generalisasi:
1) Tidak terbatas secara numerik, tidak
boleh terikat pada jumlah tertentu,
2) Tidak terbatas secara spasio
temporal, harus berlaku dimana saja.
3) Dapat dijadikan dasar
pengandaian.
ANALOGI INDUKTIF
• Analogi = bicara tentang dua hal yg berbeda dan dibandingkan. Dua hal perlu diperhatikan: persamaan
dan perbedaan.
• Bila memperhatikan persamaan saja, maka
timbul analogi.
• Maka analogi induktif – proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus
berdasarkan kebenaran gejala khusus yg lain yang punya sifat esensial yg sama.
• Kesimpulan analogi induktif tidak bersifat universal tapi khusus.
Contoh:
Contoh:
Mangga 1: kuning, besar, matang,
ternyata manis.
Mangga 2: kuning, besar, matang,
ternyata manis.
Mangga 3: kuning, besar, matang,
ternyata manis.
Mangga 4: kuning, besar, dan
matang àKesimpulan
tentu manis juga.
• Jadi analogi induktif menarik kesimpulan
atas dasar persamaan.
• Beda dengan generalisasi induktif, dimana konklusinya berupa proposisi universal.
• Penalaran induktif, konklusinya lebih luas
daripada premis-premis.
• Deduksi
sebaliknya juga merupakan suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita
menyimpulkan pengetahuan yang lebih ‘khusus’ dari pengetahuan yang lebih ‘
umum’ . yang lebih khusus itu sudah termuat secara implisit dalam pengetahuan
yang lebih umum.
• Induksi
dan deduksi selalu berdampingan, keduanya selalu bersama-sama dan saling
memuat. Induksi tidak dapat ada tanpa deduksi. Deduksi selalu di jiwai oleh
induksi . dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan , induksi biasanya mendahuli
deduksi . sedangkan dalam logika biasanya deduksi yang terutama di bicarakan
lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan
pikiran
FAKTOR PROBABILITAS
• Kebenaran konklusi dalam logika induktif, baik dalam analogi maupun
generalisasi bersifat TIDAK PASTI, karena hanya bersifat mungkin (probabel). Probabilitas =
keadaan pengetahuan antara kepastian dan kemungkinan.
• Tinggi rendahnya probabilitas konklusi
induktif dipengaruhi oleh
a) Faktor
fakta: ‘makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin tinggi probabilitas
konklusi dan sebaliknya’.
b) Faktor
analogi: ‘semakin besar jumlah faktor analogi dlm premis, makin rendah
probabilitas konklusinya, dan sebaliknya.’
c) Faktor
disanalogi: ‘makin besar faktor disanalogi di dalam premis, akan makin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya’.
d) Faktor
luas konklusi: ‘semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitasnya, dan
sebaliknya’.
KESESATAN GENERALISASI
• Tinggi rendahnya probabilitas penalaran
ditentukan faktor subjektif. Faktor ini membawa manusia pada kesesatan
(fallacy). Kesesatan penalaran induktif yg terpenting adalah:
ü
Tergesagesa : cepat menarik kesimpulan dari beberapa fakta.
ü Faktor
ceroboh:cepat tarik kesimpulan tanpa
memperhatikan soal kondisi lingkungan, misalnya : Semua wanita Jawa itu lembut.
ü
Prasangka : memberi penilaian tanpa melihat fakta lain yg tdk cocok, misalnya :
Semua orang Batak bicara keras dan tak sabaran.
• Untuk menghindarinya:
membangun sikap kritis, terbuka pada koreksi dan kritik dari orang lain.
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
• Prinsip umum: suatu peristiwa disebabkan
oleh sesuatu. Terkandung makna bahwa yg satu (sebab)
mendahului yang lain (akibat). Tapi tidak semua yang mendahului
sesuatu menjadi sebab bagi yang lain.
• Hubungan sebab akibat = hubungan yang intrinsik, artinya hubungan sedemikan rupa sehingga kalau yang satu ada
atau tidak ada, maka yang lain juga pasti ada/tidak ada.
• Tiga pola hub sebab akibat:
1.
Dari
sebab ke akibat,
2.
Dari
akibat ke sebab
3.
Dari
akibat ke akibat.
MANFAAT BELAJAR PENALARAN INDUKSI
• B. Russel: logika induktif bukan hanya
lebih bermanfaat dari logika deduktif, tapi juga lebih sulit.
• Manfaat logika induktif: memberikan pembenaran ata kecendrungan manusia yang bersandar pada kebiasaan.
• Memang tidak pernah bisa merasa pasti atas kebenaran suatu kesimpulan induktif,
tapi ada cara tertentu dimana kita dapat menekan kemungkinan
kesalahan.
• Maka, jangan pernah menarik kesimpulan
induktif dg data yang masih minum, tergesagesa, ceroboh dan hanya di landasi prasangka.
Sumber :
Slide Critical Thinking dan Logika 19/09/2014
Slide Critical Thinking dan Logika 19/09/2014
Blognya kurang bewarna tapi bagus juga lengkap...79
BalasHapusThank you ella atas sarannya, ni baru di desain lagi, monggo di visit lagi ya :D, dan jgn lupa kasih saran lagi ya ella :D
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus